Night Night!

Belum lama ini aku membaca manga lain dari Inio Asano. Goodnight Punpun. Sama seperti Solanin, atmosfernya terasa dekat. Aku jadi merenungi diriku dan kehidupan yang melingkupiku. Hal-hal di sekitarku.

Ada satu karakter yang kusuka. Bukan dalam sisi visual, tapi bagaimana ia memandang dunia. Namanya Sachi Nanjou. Punpun, tokoh utama manga ini, berkata padanya bahwa Nanjou beruntung karena terlahir pintar dan cantik. Tapi Nanjou berkata bahwa ia yang memilih hidupnya seperti itu. Karena lelah diejek jelek dan bodoh, ia merombak habis wajahnya dengan operasi plastik dan belajar mati-matian. Ia memilih kehidupan yang ia inginkan.

Dibalik optimisme Nanjou tentang mimpi dan hidupnya, ia punya sisi 'iri' yang bisa kumengerti. Nanjou berkata pada Punpun bahwa Punpun beruntung. Ditengah kesedihan dan kesuraman hidup milik Punpun, masih ada orang yang menerima, menemani, dan mengulurkan tangan untuk membantu. Nanjou menangis karena sadar tidak semua orang bisa seberuntung Punpun. Aku entah kenapa mengerti dan setuju.

"Jangan biarkan orang-orang itu mengubahmu." Seseorang pernah berkata begitu padaku, tapi sayangnya ia sudah terlambat, kurasa?

Aku mengerti apa maksudnya. Ia bilang artinya jangan biarkan rasa sedih, kecewa, dikhianati, dibohongi oleh orang lain membuatku jadi hancur dan kehilangan diriku sendiri. Satu luka kecil tidak akan berdampak apa-apa, tapi jika itu semua menumpuk? Kurasa ada banyak luka kecil yang menumpuk di dalam hatiku. 

Aku kesulitan melihat dunia seperti caraku dulu melihatnya.

Aku rasanya ingin menyalahkan orang-orang. Aku ingin menuding mereka satu-satu dan berkata, "ini salah kalian," tapi sebelum mengacungkan telunjuk, aku merapatkan tanganku lagi dan menelan kalimat itu. Aku mulai menerima kenyataan bahwa orang-orang bisa menyakiti kita kapan saja, tapi mereka tidak punya tanggung jawab untuk menyembuhkannya.

Luka dalam diri kita adalah tanggung jawab dan kita sendiri yang harus bisa menanganinya.

Dan sayangnya dunia terlihat lebih ramah jika kita tidak penyakitan begini. Makanya aku mengerti apa yang dikatakan oleh Nanjou untuk Punpun. Aku punya rasa iri yang sama. Orang-orang lebih senang mengelilingi seseorang yang terang dan punya energi positif, bukan kebalikannya sepertiku.

Hey, tapi bukannya kalian yang membuatku jadi begini?

Lagi-lagi aku ingin menyalahkan mereka. 

Tapi aku sudah memutuskan untuk berhenti hidup dengan cara yang menyedihkan. Aku juga sudah berhenti berharap seseorang akan datang dan menyelamatku. Aku sudah memutuskan untuk hidup dengan lebih benar, entah akan seperti apa prosesnya nanti.

Aku yang sekarang memang terlihat suram dan sangat berkebalikan dengan diriku yang dulu. Tapi tidak apa-apa, aku akan menerimanya pelan-pelan dan hidup seperti ini sambil terus berusaha mencari cara. Aku tidak akan menyerah dengan diriku sendiri. Jika orang-orang meninggalkanku yang seperti ini, kurasa tidak apa-apa.

Jika mereka tidak bisa menerima gelapku, mereka tidak berhak melihat terangku.

Jika mereka berlaku jahat kepadaku, tidak apa-apa, masih banyak yang bisa memberiku kebaikan dan itu bukan dari mereka. 

Dunia itu luas, yang sempit ternyata diriku yang terperangkap dalam kesedihan. 

Dunia itu luas.

0 komentar:

Posting Komentar