Menjadi Tua Itu...

Bayangkan, sekarang pukul dua dini hari dan saya masih terjaga lengkap dengan suara bising! Wah. Luar biasa. Saya mendadak keingat Eggi yang terusik dengan tetangga kosnya. Betul, saya juga merasakan yang dia rasakan. Mungkin lebih parah. Teman sekamar saya ini aduhai kalau malam. Berisik. Belakangan saya kesulitan tidur, jam tidur berantakan, kualitas tidur nihil, dan satu-satunya yang ada hanya kantung mata dan kepala pening.

Dulu, ketika saya masih muda, saya merasa bisa tidur di keadaan apapun. Bahkan suara berisik atau karaoke tetangga tak mengganggu. Tapi belakangan saya lebih sensitif. Tidak hanya indra penglihatan yang mudah silau dan pusing jika terpapar sinar matahari siang kelamaan. Tapi juga indra pendengaran! Suara berisik sekarang dapat mengganggu tidur saya.

Mengerikan.

Oh, indra pengecap juga termasuk. Waktu SD saya tukang beli pop es di depan sekolah, berlanjut hingga SMP. Tentu tidak setiap hari karena nanti saya bokek. Intinya sering beli. Cuma ketika dewasa, saya mendapati bahwa popes tidak seenak dulu. Ada rasa manis yang tertinggal di mulut dan tenggorokan. Sama halnya jika saya minum sarinutri. Dan rasa manis yang tertinggal itu membuat saya pening.

Kembali ke indra pendengaran yang menjadi sensitif dan teman sekamar yang banyak tak tahu diri. Yang aneh adalah, kalau aku melek, dia diam, anteng. Kalau aku tidur, dia jadi reog. Siapa orang yang cuci baju dini hari? Bersih-bersih dini hari? Atau dengar lagu keras? Apa dia merasa kalau aku tidur, dia bebas melakukan hal-hal lain karena aku tidur=tidak sadar=tidak tahu? Ya kan aku tetap bisa kebangun kalau berisik.

Bro, aku tidur, bukan mati.

0 komentar:

Posting Komentar