Apa yang ingin kamu tunjukkan kepada dunia, Nay?
Kita hanyalah manusia biasa, sangat biasa hingga tak ada satupun yang melirik atau mengenali kita di tempat umum. Tak ada bedanya kita dengan mereka yang berangkat bekerja, menatap aspal dan jalanan, demi hidup. Hidup hanya berpikir bagaimana terus hidup, mencari uang, bekerja, menikah, memiliki anak, kehidupan ideal. Apa yang ingin kamu tunjukkan?
Mimpimu bahkan rancu, serba abu-abu. Idealismu terlalu kecil dibandingkan realita yang membentang begitu besar, merengkuh, dan melibas kita di dalamnya. Aku, kamu, kita semua, terombang-ambing, dimainkan waktu, takdir, dunia. Lantas apalagi yang ingin kamu harapkan?
Aku tidak mengerti. Sorot matamu seperti mengatakan kamu memiliki sesuatu yang begitu besar. Seperti ada secercah cahaya maha terang dalam genggaman tanganmu. Namun ketika aku melihatmu secara keseluruhan, seluruh tubuhmu, aku hanya menemukan tubuh kecil yang ringkih. Apa yang ingin kamu buktikan, Nay?
Aku muak melihat idealisme. Orang-orang yang awalnya memiliki ambisi dan idealisme itu akhirnya kemana? Lebur bersama riuh dunia, mencari uang, bekerja apa saja tak masalah asal hidup. Idealisme mereka koyak oleh kenyataan bahwa realita selalu menang. Apa yang coba kamu buktikan?
Mimpimu kecil, idealismu akan padam suatu hari nanti.
0 komentar:
Posting Komentar