Efek Kepanasan

Belakangan aku mengeluhkan hal tidak penting dan protes pada hal yang tidak penting juga. Sepertinya akan ada masa manusia menjadi seperti ini. Mungkin karena terlalu sibuk dan tidak bisa menyempatkan waktu mencari hal-hal santai atau karena bosan dengan keseharian yang berjalan monoton. Apapun itu, aku kadang tertawa sendiri karena omelanku.

Misalnya saja siang ini. Aku baru selesai makan sepiring penuh, minum segelas air, dan menyeduh kopi untuk melawan kantuk siang hari. Saat melihat ke arah rak buku, aku menyadari bahwa tanamanku tumbuh terlalu subur. Aku meletakkan cangkir kopi dengan malas, menatap mereka satu persatu. Mereka ada dua. Hei, bagaimana bisa dua makhluk ini tumbuh lebih subur daripada aku yang setiap hari makan porsi gorila? Mereka hanya berendam di dalam air! Aku hanya memberi mereka air dan sinar matahari, tidak ada pupuk atau suplemen makanan. Ternyata selama ini aku tinggal dengan ketidak adilan dunia.

Aku melihat sprei yang kubentangkan di jendela, kelakuanku beberapa hari yang lalu karena terik matahari seperti bisa melubangi mataku. Bahkan sprei Tayo itu tidak bisa menangkis taiyou (matahari, dalam bahasa jepang). Dia kan bus, bukankah bus terlahir menjadi pribadi yang kuat dan kokoh? Itulah alasan aku memilih sprei Tayo alih-alih memakai sprei Doraemon untuk menutup jendela. Tayo ternyata hanya bus kecil biasa, mengecewakan.

Aku minum kopi, tapi kenapa perlahan aku mulai mengantuk? Diluar sana ada orang-orang yang meminum kopi dengan kadar kafein sangat rendah dan bisa terjaga begitu lama. Hei, kenapa kafein membuatku mengantuk? Aku seperti dikhianati oleh teman kerjaku, teman perjuangan, dan teman.. memangnya kopi layak disebut teman setelah perbuatannya membuatku mengantuk? 

0 komentar:

Posting Komentar