Hujan Adalah Pencuri

Aku duduk terpekur dalam kamarku yang kini hanya diterangi temaram lampu pinggir jalan yang menyusup masuk melalui jendela. Teletik air sesekali mengetuk jendela, mengisi hening yang terlanjur menjalar kemana-mana. Sesekali gemuruh terdengar dan aku memilih untuk mendengarkannya dengan khidmat.

Malam ini, hujan telah membawamu pergi. Segala rupa teletik itu telah memboyong lisut badanmu, menyisakan gigil dingin pada diri aku. Hujan ingin memilikimu untuk sendiri, dan ia ingin aku mengamininya. Aku masygul, namun rintik-rintik itu terlalu acuh dan angkuh, memilih tetap berjatuhan untuk mencurimu.


0 komentar:

Posting Komentar