Standar Ganda

 Aku selalu dibuat bingung oleh orang-orang yang memiliki standar ganda. Standar ganda itu, orang lain tidak boleh melakukannya, namun dia boleh melakukannya. Sebenarnya, apa yang ada di dalam kepala orang-orang yang memiliki standar ganda ini?

Apakah mereka merasa dirinya tidak salah? 

Lalu kenapa orang lain yang melakukan itu kepadanya, justru itu menjadi hal yang bisa disalahkan?

Apakah mereka memiliki tingkat kesadaran yang rendah?

Yang paling parah, jika orang lain melakukan seperti yang ia lakukan, lalu dia marah. Dia merasa bahwa dirinya sangat berhak untuk merasa kesal, merasa dongkol, marah. Lalu, jika dia melakukan itu ke orang lain, orang lain tidak boleh marah. Orang lain harus mau memahami. Untuk level parahnya lagi, dia bersembunyi di balik kalimat:

"Ya aku orangnya kayak gini."

Dude.

Bukan kah itu terlalu egois? Meminta orang lain untuk mau mengerti, sedangkan dia sendiri tidak punya toleransi atas perlakuan orang lain (yang sebenarnya dia sendiri juga melakukan itu ke orang lain) Dia sendiri tidak mau memahami orang lain.

Lalu, ketika perlakuan dia dikritik sebab kurang mengenakkan di hati lawan bicara, dia malah seakan menjadi pihak yang diserang. 

"Ya emang aku kayak gini. Kalau ngga suka ya pergi aja."

Dude.

Apakah tidak ada keinginan untuk menjadi versi yang lebih baik lagi? 

0 komentar:

Posting Komentar