Terima Kasih


                Kadang, kalau kamu merasa tidak berguna, tidak diinginkan, terbuang, merasa direndahkan, terpuruk, dan nyala kehidupan sudah hampir redup, coba ingat-ingat lagi orang-orang yang benar-benar menganggap kamu penting. Ingat lebih teliti, tidak mungkin jika tidak ada barang satu orang pun.
                Ingat lagi. Orang-orang yang mau berbagi tawanya denganmu, yang mau memeluk bahumu saat kamu terjatuh, mendengarkan ceritamu, memberi semangat, bersikap lembut dan hangat, sabar menghadapi tingkahmu, dan mendukungmu.
                Sebelum terlambat, aku hanya mau bilang. Jangan pernah menyia-nyiakan orang-orang yang memperlakukanmu begitu. Mereka adalah orang yang benar-benar peduli padamu. Mereka mungkin juga sering menjengkelkan, namun, bukankah mereka ada di pihakmu? Urusan menjengkelkan, nakal, jahil, itu kan sudah biasa.
                Sebelum terlambat. Ada hal yang harus kamu pahami dengan baik. Kamu bukanlah orang yang tidak berguna dan tidak diinginkan. Jika ada orang yang menganggapmu begitu, tinggalkan saja dia. Buat apa kamu tetap berada di dekat orang yang menganggapmu begitu? Sudah jelas, kamu berguna, dan kamu berharga. Sungguh.
                Dan aku, ketika aku merasa tidak berguna, aku coba ingat-ingat lagi orang yang berlaku baik padaku. Ini membuatku berhenti berpikir bahwa aku bukanlah orang yang tidak berguna dan tidak diinginkan. Rasanya, aku ingin datang memeluk mereka, kembali menghabiskan waktu-waktu yang menyenangkan, tanpa merasa tidak berguna.
                Untuk teman-teman dekatku, Mentari, Rina, Beno, terima kasih atas semua waktu yang kita habiskan untuk bertingkah konyol, tidak peduli apa pendapat orang, asal bahagia. Terima kasih sudah mau menerima aku, yang aneh dan tidak terduga. Aku benar-benar sayang kalian. Bisa kita berteman sampai kita tua dan memperkenalkan cucu-cucu kita?
                Terima kasih untuk teman-teman grup kepenulisan. Terutama untuk Bang Rey dan Mbak Ulfa. Sungguh, kalian adalah cerminan kakak yang baik. Terima kasih sudah memberiku pemahaman hidup yang lebih baik. Terima kasih sudah mau menyemangatiku berulang kali, dan yakin kepadaku jika aku bisa. Terima kasih sudah memperlakukanku seperti aku adalah adik kalian, yang harus dijaga dan dibimbing.
                Untuk Rere, kamu teman seperjuangan yang tegar sekali! Semoga kita sama-sama masuk perguruan tinggi, menjadi mahasiswa, dan tersenyum bangga.
                Untuk Dea, yang aku tidak tahu bagaimana akhirnya kita bisa akrab, terima kasih sudah menyemangati aku. Kalimat semangatmu, yang aku rasakan benar tulus adanya, sudah membuat aku bangkit. Kita lebih dari saudara, namun aku tidak tahu apa sebutan untuk itu.
                Teman-teman grup Anime Otaku dan Anime Fun. Hey, kalian itu orang-orang pertama yang aku temui setelah aku masuk dunia maya. Aku yang awalnya menciptakan grup menggambar di BBM, bertemu Shaddam, dan memulai segalanya di dalam LINE. Kalian keluarga kecil yang tidak akan mampu aku lupakan. Emak Nisa, Ucil, Mika, Yunfa, Opik, Jordan, Jasmine, Ega, Delvi, Chacha, Hillary, Fau, Hanief, Shaddam, Ifa, Ricchan, Rassel, Aris, Izaya, Yoga, Naufal, Ryuu, Balqis, Nada.
                Untuk Ryouta, hey kamu apa kabar? Kamu serupa dengan Ucil, menyenangkan sekali jika bercerita denganmu. Kamu benar-benar teman yang baik sebenarnya. Aku ingat ketika aku sedih dan tidak bisa tidur, kamu menemaniku sampai pagi. Walaupun dulu semua cerita yang kamu ceritakan itu bohong, dan aku memarahimu habis-habisan, aku sama sekali tidak membencimu. Aku hanya ingin kamu tau, seperti apapun kamu, aku tetap menjadi temanmu. Namun kenapa kamu menghilang?
                Untuk Syawal dan Johan. Aku ini, malah menangis gara-gara kalian, bukan gara-gara masalahku sendiri. Terima kasih sudah mau marah untukku, sudah mau mengatakan kata-kata yang tidak bisa aku ucapkan. Kalian keren banget sebagai teman diskusi yang pemikirannya logis. Jika Syawal memperlihatkan rasa pedulinya dengan sangat nyata, justru, Johan, malah bertingkah seakan tidak peduli (aslinya peduli)
                Jo, karena kita sama-sama tidak mudah tersinggung, aku jadi lebih leluasa bersikap jujur denganmu. Dan kamu juga begitu. Terang-terangan mengatakan bahwa aku lembek, padahal aku sama sekali tidak suka dianggap lemah. Kamu orang pertama yang aku kasih kalimat “dasar kamu an*ing” Berkatmu, aku tau satu hal. Kadang manusia memang harus melepaskan semuanya lewat kata-kata agar lega. Mengumpat, berkata lugas, menyakiti, atau apapun itu. Walaupun kadang kata-katamu kasar, dan ada “njing” di akhir kalimat, entah kenapa aku sama sekali tidak terganggu.
                Untuk tetanggaku, Husein. Hey, kamu menyebalkan. Selalu pergi jika sudah mengirim chat seperti spam. Terima kasih sudah memberi banyaak masukan untuk kuliah, menyemangati aku berkali-kali, dan menjadi teman yang selalu ingin aku sapa dengan senyum lebar dan lambaian tangan. Kamu teman masa kecil yang menyenangkan!
                Untuk Mutiara, ayo kapan-kapan aku traktir makan lagi. Aku tidak tau alasan apa yang membuatmu tidak mengijinkan aku main ke rumahmu. Namun, siapa peduli? Selagi kita masih bisa main bareng, sepertinya tidak ada masalah. Oh, Mbakmu itu, yang kue brownisnya enak, harusnya buka PO. Aku akan jadi orang pertama yang memesan. Sstt, kue yang kamu kasih waktu itu, aku makan hampir seluruhnya. Hahaha. Orang-orang di rumahku hanya makan satu potong saja. Jangan marahi aku gara-gara sebelumnya kamu bilang untuk membaginya juga dengan orang-orang rumahku. Aku membaginya kok. Satu potong tiap orang.
                Untuk temen SMP, SMA, dan tempat les, kalian jago banget kalau urusan ngelawak. Bersama kalian, setidaknya aku lupa kalau aku ini manusia biasa yang punya beban dan rasa depresi.
                Untuk keluargaku, terutama Ibu dan Bapak, hahaha kalian berdua benar-benar orang tua yang keren! Walaupun belakangan Bapak menjadi mirip Eyang karena suka mencium pipiku. Bakal berlembar-lembar jika aku menceritakan mereka dan berterima kasih. Jadi, intinya saja, mereka keren!
                Terakhir, yang mau aku jelaskan. Untuk Zaq. Aku sebenarnya tidak tau bagaimana kamu melihat aku, atau menganggap aku seperti apa. Kadang aku merasa seperi bola softball yang home run. Pffttt like I care. Lama-lama, bersama denganmu, aku semakin membuat prinsipku bertambah kuat. Aku melakukan apapun yang aku mau, karena orang lain pun juga tidak ada yang peduli kan, Zaq? Aku menonton TV, berlari, senam, bernyanyi, berenang, mengejar ayam, menggambar, menulis, belajar, melihat langit, tidur, makan makanan manis, tertawa, berteriak, menangis dan merasa bebas.
                Terima kasih, Zaq, walaupun aku sendiri sadar bahwa kamu kadang memberi dampak negatif, membikin aku bingung, dan sakit hati. Dan mungkin, aku juga melakukan hal yang sama kepadamu. Maaf. Aku masih bisa bertahan, dan aku tidak lemah sama sekali seperti yang dikatakan Johan.
                Tertawa bersamamu itu menyenangkan, Zaq. Walaupun kamu juga menghabiskan waktu untuk harem-mu, setidaknya saat kita tertawa, kamu ada untukku. Terima kasih karena kamu sudah menemukanku.
                Masih ada banyak orang lagi. Dan aku tidak mungkin menuliskannya semua.

0 komentar:

Posting Komentar