Mata Dibalas Mata

                Aku memang lemah, tapi aku bukan penakut macam kau. Aku tidak akan lari sepertimu, yang lantas meninggalkan masalahnya begitu saja. Tidak bertanggung jawab. Memangnya masalahmu akan selesai dengan sendirinya? Memangnya siapa yang mau menyelesaikannya untukmu? Dasar.
                Kau pikir aku hanya berani lewat tulisan saja? Salah besar. Akan ada saat dimana nanti aku akan mencabikmu. Hingga tinggal debu. Kau tidak akan bisa meremehkan siapapun lagi kalau bentukmu sudah begitu.
                Kau pikir, aku ini perempuan yang cengeng? Jadi kau takut melukaiku, begitu? Jangan kasihani aku. Aku mampu tanpa harus dikasihani. Aku mampu. Sejak awal, aku memang berdiri sendiri.
                Katakan yang sejujurnya padaku. Kau itu sebenarnya peduli pada perasaan orang lain, atau memang bodoh? Kalau kau peduli, harusnya kau jujur dari awal, kawan. ‘kenyataan memang menyakitkan.’ Tapi, lebih sakit mana kalau tahu perlahan, dan mengetahui kau menyembunyikan sesuatu? Ini sebuah petak umpet yang membawa malapetaka.
                Aku kurang sudi menangis untuk orang yang masih hidup, apalagi ia benar-benar orang yang memuakkan. Bagaimana aku bisa menangis?
                Sepertinya motto hidupmu itu luar biasa sekali. ‘temukan orang yang menyenangkan, lalu buang perlahan orang menjemukkan yang biasanya berkata itu-itu saja.’ Atau kurang lebih ‘aku mencari kesenangan. Hanya kesenangan. Aku tidak ingin bosan. Sekali bosan, aku hengkang.’
                Bagus. Lanjutkan. Hingga semesta bosan kepadamu lalu membuangmu.
                Aku seorang pelawan arus. Terserah padamu. Aku seorang pembelot. Lantas, kau mau apa?
                Aku ini manusia biasa. Kau lupa akan hal itu ya? Kau pikir aku ini pemilik hati paling baik hingga tak mampu marah atau merasa kesal? Merasa iri, sakit hati, cemburu, dan hal-hal buruk lainnya? Setiap manusia punya itu. Dan sayangnya, kau lupa kalau aku ini manusia. Jadi, kau seenaknya saja.
                Tidak akan ada manusia yang bisa menolongku selain aku. Jadi, jangan berlagak kau ingin menyelamatkanku. Aku memang ingin diselamatkan orang lain, namun, tidak dengan cara yang sombong seperti itu.

                Satu hal lagi. Jangan pernah kau berpikir kalau kau tahu segalanya tentangku. Sekali kau berpikir begitu, sebenarnya kau tidak tahu apapun. 

0 komentar:

Posting Komentar