/1/
Kerlap-kerlip
lampu kota, huru-hara lalu lintas, kepulan asap
knalpot,
gemerlap papan reklame, hilir mudik pedagang kaki
lima,
dan langit muram tertindih cahaya neon.
/2/
Kafe,
dua cangkir kopi, menghirup rindu, meneguk cerita,
alunan jazz tersaruk-saruk suara kita,
remang-remang lampu
tempel, dan langit-langit asing.
/3/
Ku tatap lamat-lamat engkau.
Ini pertama kalinya aku melihat teduhmu
yang menjelma
menjadi ombak. Apa ini ombak yang sama?
Saling mengarungi ruang yang terikat
waktu
Bertemu namun bersekat-sekat dengan maya
Terjebak dalam pertanyaan ‘Lagi apa?’
lalu berakhir
mengambang.
/4/
Aku sedang mengeluarkan angan dari peti
mati.
/5/
Di kota dimana dulunya terhapus dari
peta kita
Kini ada aku, engkau, dan kisah usang.
Untuk Tuan Teduh
Purwodadi, 06 Desember 2016
0 komentar:
Posting Komentar