Sajak Untuk Biru

Biru, kenapa aku tidak melihat senyummu lagi?
Belakangan awan membungkusmu. Hari ini
mendung, kemarin berkabut, kemarin lusa badai.
Apa besok akan turun hujan? Biarkan rinai-rinai
hujan membasuhmu. Melenyapkan debu dan daki.
Kasih hujan juga akan meniadakan awan. Tapi kau
terlalu angkuh untuk membiarkan hujan datang, kan?
Aku tau itu.

Biru, aku mulai lupa senyummu.
Kau bercengkrama dengan bumi, namun tak pernah
saling bersentuhan. Bumi sibuk bersajak, kau sibuk
bersama elegi milikmu dengan angin.

Biru, kenapa aku tidak bisa mengingat senyummu?
Hujan tidak datang kala itu.
Biru.
Biru.
Kenapa sekarang aku tidak menemukanmu?
           
                                                      Hanifa Muthia Majida
                                                            08 Sept 2016

                                                      (Saat mau tidur siang)

0 komentar:

Posting Komentar