Ini Rahasia

        Aku sedang jatuh cinta. Bukan kepada seorang laki-laki dikelasku, kelas lain, atau di sekolahku. Bukan pula kepada laki-laki yang ada di dunia maya, yang hampir setiap hari kukirimi pesan sebagai bentuk aku menyukainya sebagai teman. Salah besar kalau kalian tiba-tiba menduga aku jatuh cinta kepada perempuan. Hei, aku masih normal, kawan. Atau kepalamu terantuk sesuatu sampai menduga sesuatu yang tidak logis?
        Aku sedang jatuh cinta. Kepada rintik-rintik gerimis yang lembut menyapu kaca jendelaku saat senja. Seperti ini. Alunannya seperti elegi yang mendayu-dayu. Bunyi kletik kletik pada air yang beradu pada daun membuatku semakin jatuh dalam tidurku.
        Ini rahasia. Jadi jangan katakan kepada siapapun. Termasuk keluargamu, temanmu, sahabat, tetangga, bahkan kucing peliharaanmu yang menengok penasaran dengan apa yang kau kerjakan. Tidak. Ini rahasia. Cukup kita yang tau. Ya, kita. Aku dan kamu.
        Seperti rintik-rintik gerimis yang menyimpan rindu yang tak pernah terucapkan, aku pun pernah sekali menitipkan rindu pada rintik gerimis. Berharap rinduku akan ikut jatuh merembas ke dalam tanah bersamaan dengan rintik. Biarkan akar pohon yang menyimpan rinduku. Akar pohon tak mungin berbohong, kan. Ia bukan manusia.
         Belakangan ini aku suka mengamatimu. Apa kau sadar itu? Ditengah keramaian, tugas yang menggunung di tepi meja, atau saat aku sibuk membaca seperti ini. Aku menyempatkan beberapa detik waktuku untuk melihatmu. Sekedar memastikan, kapan kau pergi dan pelangi menggantikanmu?
         Aku sedang jatuh cinta. Pada gerimis yang meniadakan debu-debu di atas aspal, pada gerimis yang sering kali mengemban tugas berat membawa rinduku sampai ke tanah.

0 komentar:

Posting Komentar