Saat Aku Mencoba Untuk Tidak Tertawa

                Aku mencoba untuk tidak tertawa selama seharian ini. Dan lihat apa yang terjadi
Saat pelajaran olahraga:
                “Mentari, aku mau nyoba nggak ketawa selama seharian ini” aku mengambil posisi duduk di sebelahnya sambil melihat temen-temen penilaian passing atas voli.
                Mentari menoleh ke arahku sambil menatapku bingung, “Bakal sulit lho”
                Nisa yang duduk di sebelahku menepuk kakiku, “Majida, liat. Harris lucu” aku menoleh ke arah Harris yang melompat-lompat saat menerima bola. Aku menutup mulutku menahan tawa. Aku berhasil tidak tertawa.
                Nana tertawa sambil menunjuk ke arah Yogi, aku ikut melihat karena penasaran. Disana, Yogi dan Hendrik sibuk latihan passing atas di bawah ring basket. Setiap kali Yogi mendapat bola, ia akan berjongkok dulu lalu melompat. Mirip katak. Aku lagi-lagi menutup mulutku, tapi tak bisa berhenti melihat mereka, “Bhuahahaha” aku tertawa dan aku GAGAL.

Saat istirahat olahraga:
                Aku menunggu Elda yag sibuk memesan teh susu. Karena bosan, akhirnya aku menghampirinya, “Da, kenapa pesenmu teh susu? Kenapa nggak susu teh? Kenapa nggak bilang ‘Mbak pesen essusuteh’?” aku mempercepat bicaraku saat berkata ‘essusuteh’
                Elda sedikit tertawa lalu duduk di bangku kantin denganku sambil menunggu Nisa. Elda dan aku masih sibuk membolak-balik kata ‘es susu teh’ sampai membentuk kata-kata aneh. Elda tertawa sedangakan aku masih memasang muka datar. Dari akhir pelajaran olahraga sampai sekarang, aku memasang muka pokerface tanpa ekspresi apapun. Bahkan saat anak-anak cowok ngotot mau masuk kekelas padahal anak-anak cewek lagi ganti baju di dalem, aku keluar kelas dan marah dengan muka datar.
                Yogi menghampiri aku dan Elda yang masih sibuk membolak-balik kata. Tiba-tiba ia berdiri tepat didepanku sambil membawa makanan di tangannya. Aku bingung apa maksutnya saat ia menatapku sambil bernyanyi, “Jauh di mata dekat di selir”
                “Yog, nggak ada receh yog” Elda tertawa, sedangkan aku hampir mengeluarkan recehan dari saku OSIS ku tanpa ekspresi apapun.
                Lalu saat aku melihat wajahnya lagi, aku tak bisa menahan tawa saat melihat alis kirinya terangkat dengan senyum lebar diwajahnya, “Hahaha aneh” sekali lagi, aku GAGAL untuk tidak tertawa.

Saat pelajaran PKn:
                Saat itu, aku berhasil menahan senyum atau tertawa sampai satu jam. Wajah pokerface ku hanya bertahan selama satu jam. Aku tertawa gara-gara lawakanku sendiri di depan Mila, lalu saat aku menanggapi omongannya Vincia, dan saat membayangkan aku berbicara dengan Happy sambil berkata ‘Happy, are you happy?’



                Saat aku menahan tawa, aku tertawa di dalam hati dengan suara keras. Aku berpikir saat melihat teman-temanku tertawa. Lalu, pertanyaan muncul. Kenapa mereka bisa tersenyum? Alasan apa yang bisa membuat garis lengkung ada di wajah mereka? Kenapa ada orang yang hampir semua senyum yang ia buat adalah palsu?

Related Posts:

  • Sekarang Pukul 00.31, Zaq Aku menulis ini pukul 23.58. Belum tidur, makannya bisa menulis ini. Tidak bisa tidur, tapi juga tidak tau harus melakukan apa. Menurutmu, aku harus … Read More
  • Februari Untuk Zaq Pagi, Zaq.               Mungkin saat membaca ini, disana siang hari, malam, atau bisa saja petang. Tapi aku men… Read More
  • Ada Raksasa Menyusup! Itu Keberanianku!Aku tau aku tidak sendirian. Makanya, berkali-kali tanganku sudah ditarik untuk kembali berdiri. Walaupun sebelah kakiku hancur, aku dapat meraih tong… Read More
  • Namanya Jojo Aku menutup mulut dengan binder yang kubawa. Berusaha menyembunyikan fakta bahwa aku tertawa sendirian. Aku tidak ingin dinilai sebagai orang kurang … Read More
  • "Aku mau menjajah tempat dudukmu." "Hmm gimana kalau menjajah hatiku aja?" "Mau?" "Mau" .... "BOOM"  "WOOOO" ..... "Hahahaha" "Haha… Read More

0 komentar:

Posting Komentar