Hai

Harusnya aku menulis ditanggal 11 kemarin tapi aku lupa. Saat itu, rencananya aku ingin menulis di warung kopi. Tapi aku menemukan sebuah buku yang menarik disana. Akhirnya aku menghabiskan beberapa jam hanya untuk membaca. Hehe

Sebenarnya ini hari ulang tahun yang sedikit.. Sedih. Keluargaku baru ingat ketika aku mengingatkannya, bahkan aku tidak menerima ucapan dari kakak-adik. Saat Ibu menyinggungnya di grup keluarga, mereka hanya menjawab 'sibuk' lalu tidak mengatakan apapun lagi. 

Aku selalu memperhatikan hari ulang tahun mereka. Mungkin rasa sedih ini hanya karena aku merasa tidak adil atau aku berharap mereka melakukan hal yang sama sepertiku. Mungkin sebenarnya hari ulang tahun bukan hari yang istimewa. Mungkin aku hanya berlebihan atas itu.

Kesampingkan itu, mari fokus pada hal baik yang terjadi. 

Zaq memberi ucapan mendekati pukul satu pagi, jika aku tidak salah ingat. Terima kasih untuk itu. Una memenuhi perkataannya. Tahun lalu aku protes padanya karena ia tidak memberi ucapan, ia menjawab, "KAMU BARU NGASIH TAHU TANGGAL ULTAHMU SEBULAN SETELAHNYA YA. Yaudah deh tahun depan kuucapin, kukadoin juga." Jadi terima kasih untuk Una karena sudah memenuhi perkataannya, memberi ucapan, juga hadiah. Aku terkesan padanya karena ia menepatinya.

Una memberiku kalung. Terakhir kali aku memakai kalung adalah saat SD, berhenti pakai karena mendadak kalung itu putus ketika aku bangun tidur. Jadi aku agak kikuk saat menerima hadiah dari Una. Tapi ini kalung yang bagus dan aku sempat meragukan diriku apa aku cocok memakai sesuatu seperti ini. 

Kata Una, ia memilih ini karena aku suka bulan dan menurutnya kupu-kupu warna birunya cantik. Ia berkata bahwa sepertinya itu akan cocok denganku. Aku mencoba memakainya dan melihat diriku di kaca. Aku merasa canggung melihat pantulanku sendiri, seakan aku terlihat terlalu sederhana untuk memakai sesuatu yang secantik ini. Tapi kalung ini adalah bentuk dari perkataan yang Una tepati, juga usahanya dalam memilih hadiah dan mengingat hal yang kusukai. Jadi aku akan menjaganya dengan baik dan berusaha percaya pada penilaian Una bahwa ini cocok untukku. 

Aku memutuskan untuk pergi ke suatu tempat, sebenarnya kemanapun itu tidak masalah asal aku dikelilingi oleh orang-orang. Aku hanya tidak ingin sendirian. Akhirnya aku pergi ke kafe, warung kopi. Ini pertama kalinya aku pergi kesini. Mereka memiliki perpustakaan kecil di lantai dua. 

Aku memesan kopi latte dan sepotong cheesecake. Tahun ini, aku merayakan ulang tahunku dengan kopi, cheesecake, dan membaca buku. Hari ulang tahun yang tenang. Aku bersyukur masih hidup dan punya kesempatan menikmati ini. 

Aku berjalan-jalan sebentar sebelum pulang dan mendapati seekor kucing duduk di atas trotoar. Aku menghampiri dan mengelusnya, lalu kembali berjalan. Ternyata ia mengikutiku sampai depan pintu. Aku tahu sebenarnya ia hanya ingin minta makan, tapi aku merasa memiliki teman. Karena sejujurnya, ketika berjalan sendirian, aku sedikit ingin menangis.

Una mengirimi kalimat yang mengatakan bahwa ia minta maaf karena tidak bisa merayakan ulang tahunku secara langsung. Ia juga mengatakan untuk jangan bersedih dan ingat saja hal yang menyenangkan. 

Aku selalu tampil sebagai pribadi yang mandiri dan bisa melakukan banyak hal seorang diri. Aku sulit terbuka dan lebih banyak membiarkan aku terlihat kuat. Di hadapan Una, itu semua hanya omong kosong. Una benar dan ia menemukan celah kecil pada dinding besar yang kubangun. Ia masuk dan berhasil menemui 'aku' 

Benar, aku sebenarnya sangat lelah. Yang membuatku frustasi adalah kenapa aku tetap tidak memiliki keinginan untuk mati. Kenapa aku sangat berusaha untuk hidup padahal aku lelah. Maka Una akan berkata aku orang yang kuat. Walaupun ia mengatakan aku bisa berdiri sendirian, ia tetap membantu untuk menopang.

0 komentar:

Posting Komentar