Sudah lama, ya. Aku jadi ingin menyapa entah siapapun yang membaca ini. Halo!
Mungkin ini karena efek jarang menulis, aku jadi bingung mau
menulis apa dan bagaimana. Aku merasa banyak yang bisa diceritakan, tapi aku
juga merasa sepertinya tidak perlu diceritakan. Mungkin tulisan ini akan
berantakan, entah pemilihan kata, susunan antar kalimat, kesinambungan antar
paragraf, atau tanda bacanya. Tolong maklumi saja.
Ngomong-ngomong, walaupun aku tidak memunculkan komentar di
postinganku, walaupun aku tidak membalasnya, dan malah terkesan tidak
membacanya, kenyataannya aku membaca itu semua satu persatu. Jadi, aku
membacanya. Mungkin kolom komentar itu juga bisa menjadi penanda, siapa saja
yang bisa-bisanya masih membaca postingan-postingan yang ada disini. Aku berterima
kasih.
Dalam beberapa bulan ini, banyak yang berubah, seperti pagar
rumah Eyang yang pagi tadi dihancurkan, atau penjual bolang-baling yang sudah
tidak pernah lagi lewat di depan rumah ketika pagi. Kedepannya, akan ada lebih
banyak perubahan lagi. Waktu terus berjalan, dunia terus merengsek maju tanpa
peduli bagaimana keadaan orang-orang di dalamnya, dan aku tertinggal
dibelakang. Namun, baik aku maupun kalian, mau tidak mau harus menghadapinya. Walaupun
kenyataannya aku tertinggal dibelakang, aku mulai berlari untuk kembali ke
waktu sekarang, ke kenyataan.
Ada banyak hal yang membuatku mendekam dimasa lalu. Kejadian
itu semuanya sudah berlalu, sudah lama berlalu, namun rasanya aku masih tertinggal
disana sendirian sambil berkali-kali merasakan perasaan yang sama. Jika kembali
teringat, aku rasanya seperti tenggelam jauh ke dalam lautan. Rasanya sulit
untuk bernapas, ada beban berat yang tiba-tiba muncul di dada, dan yang bisa ku
dengar hanya rentetan kilas balik yang berulang.
Tidak semua orang bisa mengerti, sehingga aku tidak bisa
sembarangan bercerita kepada orang lain. Biarkan saja orang-orang melihatku sebagai
seorang yang terkesan bermasalah, menyebalkan, suka menyembunyikan, melankolis,
atau hal-hal semacam itu. Setidaknya, aku masih punya sedikit orang yang ada
disisi ku. Diantara banyaknya lonjakan kondisiku yang naik-turun, masih ada
beberapa orang yang tetap tinggal. Terimakasih.
Keputusan untuk berlari meninggalkan masa lalu ada padaku. Walaupun
ada banyak sekali orang yang memberiku dorongan, jika aku tidak menginginkannya,
aku akan tetap diam. Perubahan, hanya kita sendiri yang mampu melakukannya. Sekarang,
aku punya sedikit keberanian dan disini lah aku sekarang. Kembali menulis.
Melupakan masa lalu itu mustahil, membuang kenangan buruk
itu lebih tidak mungkin. Selamanya akan ada di diri kita. Satu-satunya jalan
memang harus berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan cara apa? Aku tidak
tahu kalau kalian. Kalau aku, aku akan menerima dan mengakui masa lalu itu. Terima,
akui keberadaannya, belajar dari sana, dan jadilah lebih kuat. Aku akan menyakinkan
diriku berkali-kali.
Aku sedang berusaha kembali ke masa sekarang. Mungkin aku
akan kembali jatuh, kembali tidak stabil, namun, aku sungguh ingin hidupku kembali
seperti semula. Maka, aku akan berusaha lebih keras untuk kembali bangkit dan
berlari jika aku terjatuh.
Aku punya orang-orang yang memberiku keberanian, punya
orang-orang baik yang mendukung dan menyayangiku, punya orang-orang yang tulus
hatinya untukku, punya orang-orang yang rela berusaha keras untuk membuatku
bahagia. Dan aku punya diriku sendiri yang keberadaannya sangat berharga dengan
segala hal yang ku miliki. Lalu, hidupku terlalu berharga untuk bisa dirusak
oleh beberapa orang.
Untuk orang-orang itu, untuk diriku, dan untuk hidupku, aku
akan berjuang.
0 komentar:
Posting Komentar