Epilog

Penghujung tahun selalu berisi angin dan hujan yang terkadang melankolis bagi sebagian orang. Di sini, dihari-hari pada bulan Desember yang muram, biasanya mendung akan menemani sepanjang hari. Pagi hari dimulai dengan tanah yang becek dan udara yang membuat siapapun ingin kembali masuk ke dalam selimut. Siang hari mendadak menjadi waktu untuk was-was kapan hujan akan mulai turun dan cemas akan nasib jemuran. Sore dan malam hari mengubah rata-rata orang untuk malas keluar rumah. 

Aku justru menyukai cuaca seperti inikecuali ujung hidungku yang dingin jika aku kedinginan. Aku sepertinya lebih menyukai dingin daripada panas. Dingin lebih membuatku merasa lebih tenang. Apalagi cuaca dingin seperti ini membuatku menjadi sedikit lebih hemat. Aku tidak perlu menyalakan kipas angin dan memakan es krim tiap siang untuk mendinginkan kepala. 

Dengan datangnya Desember yang sedikit melankolis ini, itu berarti tahun ini akan segera berakhir. Bukankah siapapun setuju bahwa tahun ini sangat suram? Orang-orang menantikan pergantian tahun. Tahun baru, harapan baru, dan tentu saja masalah baru.

Banyak sekali yang terjadi ditahun ini. Saking banyaknya, aku lebih merasa seperti menghabiskan waktu lebih panjang dari 366 harijangan lupakan kabisat. Energiku banyak terkuras untuk hal-hal menyedihkan. Ironis. Tentu saja, banyak hal menyenangkan juga, walaupun tidak sebanyak hal menyedihkan. Sekali lagi, ironis.

Ditahun ini, aku banyak membuat keputusan yang dulunya ku pikir aku tidak mampu melakukannya. Aku bangga pada diri sendiri karena sudah memiliki keberanian untuk bertindak. Aku keren dan tentu saja kalian juga keren! Kita semua keren karena sudah berkali-kali menumbuhkan keberanian untuk bertindak.

Aku banyak bertemu dengan orang-orang baru. Beragam. Dimulai dengan orang yang sangat baik sampai yang sangat menyebalkan sampai rasanya aku ingin dia resign jadi manusia Bumi. Entah apa yang orang-orang lakukan terhadap kita, selalu ada alasan kenapa pertemuan itu terjadi. Bisa saja mengubah hidup kita, atau kita yang mengubah hidup orang itu. Itulah hidup. 

Aku tidak memiliki pencapaian yang banyak, namun, aku sangat bersyukur dengan apa yang aku dapatkan. Untuk kali pertama aku ikut lomba animasi dan mendapat juara apreasi, sepertinya itu sepadan dengan waktu libur semester dua yang aku dan kawanku habiskan untuk membuat karya itu. Teman-temanku luar biasa dan aku senang berada di tim yang sama dengan mereka. 

Pencapaian kedua sedikit penuh haru untuk diriku sendiri. Proposal PKM-KC tim-ku mendapat posisi sebagai proposal terbaik. Aku tidak pernah membayangkan itu ketika sedang menyusun proposal. Doa-ku saat itu hanya semoga aku bisa lulus matkul ini dengan nilai A. Ketika menyusun proposal, aku memang merasa berat. Ditambah kepalaku yang sering sekali pusing dan aku harus terus menempel koyo di pelipis untuk menyaingi rasa sakit kepalaku. Apalagi, sempat ada sedikit masalah dengan seseorang yang membikin aku sangat merasa tidak enak dan kepikiran. Aku pun juga tidak bisa berteriak egois seperti "tolong pahami perassaanku juga dong toh kamu tau kondisiku", kan? Sepertinya posisi proposal terbaik sangat sepadan dengan kerja keras dan beban pikiranku saat itu. Aku bangga pada diriku yang ternyata cukup kuat saat itu. 

Ditahun ini juga, sepertinya tidak banyak yang berubah padaku. Orang-orang masih melakukan hal sesuka mereka terhadapku tanpa memikirkan bagaimana perasaanku. Kalian tahu, aku ini adalah orang yang mudah menyebabkan orang lain menjadi salah paham terhadapku dan akhirnya mereka berpikir seenaknya terhadapku tanpa tau kebenaran atau yang sebenarnya terjadi. Dulu, aku akan sangat sedih dan sangat peduli bagaimana cara mengembalikan mood mereka. Tapi sekarang, aku sedikit berubah. Bertingkah seperti dulu hanya akan membuatku capek sendirian. Jadi, silakan saja. Jika sekali penjelasan tidak ada dampaknya, ya sudah. Semakin kesini, aku sadar bahwa ada hal yang lebih penting untuk dikhawatirkan.

Apalagi ya hal-hal yang terjadi di tahun ini? Oh, aku semakin rajin bernyanyi. Jika perasaan hatiku sedang sedih, biasanya aku memaksa diri untuk bernyanyi. Tapi bukan berarti tiap aku bernyanyi itu berarti aku sedang sedih ya. Bernyanyi selalu menjadi hal yang menyenangkan dan menjadi batu loncatan untuk memperbaiki perasaanku. Bernyanyi itu sehat, jadi, bernyanyilah! 

Aku tahu tahun ini memang sangat banyak masalah untuk kita semua. Tapi ingat, jangan pernah membanding-bandingan bobot masalah kita dengan orang lain, dan sebaiknya jangan menjadi kaum "mending". Kaum mending adalah kaum-kaum yang mencicit seperti "ah lu mah mending, lah gw malah assdfggh" atau "apaan sekolah mending rakit pc" Sungguh, itu sangat tidak membantu. Setiap orang punya daya ketahanan yang berbeda, dan Tuhan memberi masalah berdasarkan daya ketahanan yang dimiliki tiap orang. Jika kamu memiliki daya tahan tinggi dan berkali-kali mendapat masalah yang berat, jika suatu hari kamu mendapati orang yang memiliki daya tahan lebih rendah darimu, tolong jangan bandingkan. Jangan anggap remeh masalah orang lain dan apa yang mereka rasakan tentang itu. Bisa saja itu sangat berat untuk mereka. Kamu toh bahkan tidak berada persis di posisinya. Jadi, lebih baik saling menyemangati.

Nah, semoga hari kalian menyenangkan. 

0 komentar:

Posting Komentar