Aku Ada. Ada Aku

        Dan kau masih saja membandingkan dirimu sendiri dengan kakakmu itu. Selalu saja, kau berkata ia pandai, cantik, kebanggaan, mandiri, dan hal-hal baik lainnya yang kurang dalam badan kurusmu itu. Namun, gara-gara kau terlalu sibuk mencatat keunggulan kakakmu itu, kau jadi tak sadar diri tentang apa yang ada di dalam badan kurusmu itu.
        Sadarkah jika kau adalah manusia berhati paling baik di seluruh daratan ini? Jangan jadi yang lain untuk sekedar menjadi hebat. Cukuplah kau menjadi dirimu sendiri. Amboi, sekarang mana ada manusia yang hatinya tulus sekali? Kuharap, kawan, kebaikanmu memang murni dari hatimu. Bukan semata-mata bertindak agar disukai orang. Tidak ada gunanya.
        Tidak akan ada yang meninggalkanmu. Percaya padaku. Kau juga tidak akan kehilangan apa-apa nantinya. Karena dibalik saku celanamu, tersimpan rapi ingatan-ingatan yang berceceran di jalanan. Kau pungut mereka satu-satu saat perjalanan pulang, lalu dengan sabar melipatnya dan menyelipkannya di saku. Agar tidak terbang tertiup angin yang rindu rumah, katamu.
        Tidak ada lagi yang mengabaikanmu. Tenang saja. Ada aku. Aku ada. Terselip rapi di dalam sakumu.

-Purwodadi, 06 Februari 2017-

0 komentar:

Posting Komentar