Hei,
mau dengar tentang sebuah cerita? Tentang monster seribu warna yang tiba-tiba
kehilangan semua warnanya. Tentang monster pemberi harapan yang kehilangan
cahaya miliknya sendiri. Tentang bintang-bintang yang sibuk menghibur monster
itu. Dengan air mata yang masih terus mengalir, monster itu tetap mencoba
tersenyum.
“
Everyday, we lost money, things, even our beloved people. And tonight, I have
lost one of my beloved people, my grandma. Grandma, I hope you happy there, you’ll
always be in my heart. Goodbye” monster itu terduduk lesu dengan warna-warna
yang mulai pudar. Ia seperti lagu sedih yang selalu diputar, “And my world is
getting darker”
Bintang-bintang
mulai turun untuk menghiburnya. Penduduk desa mengelilingi monster itu dan
menyanyikan lagu pemberi semangat. Kucing pemalas mulai meninggalkan
kebiasaannya tidur, dan berlari menghampiri monster yang pernah membantunya
berkali-kali.
Gadis kecil
yang berdiri di sebelahnya, menangis dengan keras, “Kalau monster sedih, aku
ikut sedih” rambut panjangnya di biarkan terurai dan tertiup angin.
Kucing
pemalas itu melompat ke atas bahu gadis kecil itu, “Ada cahaya kok, sekecil
apapun cahaya itu. Yang harus kamu lakukan, hanya mencarinya” kucing itu
tersenyum.
“So,
can you all make me brighter?” monster seribu warna itu melihat ke arah gadis
kecil, kucing pemalas, bintang-bintang, dan para penduduk yang datang untuk
meringankan bebannya, “Cahaya? Teman?”
Gadis
kecil itu berjalan mendekat, lalu duduk di sebelahnya, “Jangan sedih, monster. Kami
semua ada untukmu. Aku sudah berdo’a tadi. Be strong. Kalau sudah waktunya
untuk pergi, kita memang tak bisa berbuat apa-apa lagi”
Bintang-bintang
menaruh segenggam cahaya mereka, lalu berkata dengan lembut, “Kami ada untukmu.
Jangan berpikir kamu sendirian”
“Apa
yang ingin kamu sampaikan untuk nenekmu? Nanti, saat kamu bertemu dengannya,
katakan hal yang ingin kamu katakan. Ini misi untukmu, monster” kucing pemalas turun
dari bahu gadis kecil itu, lalu berjalan mendekat. Monster ini punya seribu
warna, tapi kenapa sekarang tak ada satupun warna yang terlihat? “Laksanakan
misi”
“Laksanakan.
Laksanakan. Laksanakan” gadis kecil itu ikut meyerukan hal yang sama. tiba-tiba
ia kembali menangis.
Monster
itu berdiri, ia manarik napas, “Selasa, 7 April. Tak ada segaris senyum apapun
yang membingkai wajahku. Selama ini aku merasa hati ku sudah menjadi batu,
keras dan tak bisa merasakan apapun lagi. aku berpikir air mataku sudah kering,
dan aku tak akan bisa menangis lagi. Tapi hari ini, aku menangis, hati ku
hancur. Aku menganggap ini semua mimpi yang akan hilang saat aku bangun, tapi
ternyata ini bukan mimpi. Ini adalah ketentuan sang pencipta yang tak dapat di
lawan. Sekarang, aku hanya bisa menangis” monster itu mencoba tersenyum sekali
lagi.
Diam-diam,
kucing pemalas itu berlari pergi. Ia menangis. Ia tak ingin terlihat konyol
menangis di hadapan banyak orang. Gadis kecil menangis karena melihat monster
itu sedih, lalu, kucing pemalas ini menangis karena apa? Kucing pemalas itu tak
pulang untuk tidur seperti biasa, ia pergi ke suatu tempat yang tak seorangpun
dapat melihatnya. Ia ingin meringankan sedikit beban monster itu, tapi tak ada
yang bisa ia lakukan. Ia ingin mengembalikan sebuah senyum semangat di wajah
moster itu, tapi bagaimana caranya?
0 komentar:
Posting Komentar