About People In SADEGA (SMP Negeri 1 Purwodadi)

     SADEGA. Smart Active Dilligent Creative Class G Esempsa. Ini hanya catatan kecil tentang kalian semua. Mungkin beberapa tahun yang akan datang, aku akan mulai lupa. Dan ketika aku mulai lupa, aku akan membaca ulang cerita milikku. Jika saat itu tiba, rasanya seperti pergi menaiki mesin waktu dan kembali menjelajahi waktu saat kita semua duduk di kelas yang sama. Saling berbagi tawa dan sedih.
      Vincia. Penyuka anime dan pecinta kucing akut sama sepertiku. Orang yang heboh dan sedikit egois. Ia dan suara bagus miliknya, pernah menang juara 1 saat ikut lomba yang kami ikuti, vocalgrup.
       Annisa. Orang yang selalu marah jika aku kurang menulis huruf 'n' di namanya. Ia ketua kelas yang suka pekerjaan repot. Ia lebih gendut dari pada aku. Annisa suka memukul bahu ku saat aku melakukan hal konyol dan ia tertawa terbahak-bahak. Pukulannya pernah membuatku jatuh dari kursi.
         Fian. Saat pertama kali melihat orang ini, aku merasa ia datang dari luar angkasa. Karena di wajahnya banyak tahi lalat. Dia bus mania dengan opsesi menggebu-gebu saat melihat bus yang lewat. Bus apapun itu, ia bisa tau kualitas mesinnya,
         Elda. Orang terdekatku setelah Nisa. Rambutnya selalu dikuncir tinggi-tinggi. Saat bersama dengannya, ada-ada saja hal konyol yang bisa kami lakukan. Kami pernah meletakkan 2 jari di bibir, lalu mengangkat tinggi-tinggi tangan kami ke atas saat selesai do'a bersama di kelas.
         Eldo. Aku tak terlalu tau tentangnya, tapi ia hebat dalam bidang olahraga apapun. Suaranya sumbang ketika bernyanyi. Eldo, dimanapun ia berada, ia selalu bisa membuat orang-orang disekitarnya tertawa. Kadang, aku ingin menjadi orang seperti dia,
         Ella. Aku kurang dekat dengannya, Tapi, ia benar-benar perempuan yang kalem.
         Fani. Dia ini anak laki-laki, tapi namanya mirip perempuan, kan? Diluar dugaan, grafiti buatannya benar-benar membuatku kagum.
         Farah. Gambar buatannya bagus, tapi, ia selalu memandang orang-orang yang mempunyai kemampuan dibawahnya. Kalau ia mau meminta bantuan ke orang lain, suaranya bisa berubah menjadi cempreng lho.
         Rina. Terdeteksi sedikit fujoshi di otaknya. Ia dan aku sama-sama sering memperhatikan pasangan yaoi di kelas. Aku tak terlalu suka yaoi tapi, pasangan yaoi dikelasku menarik :V
         Happy. Dia anak laki-laki yang wajahnya mirip Peter Parker pemeran Spiderman. Happy orang yang baik tapi sedikit kikuk. Saat aku ulang tahun, dia yang membawakan kue untukku. Gaya berpakaiannya keren. Aku pernah memberinya sebuah gambar yang ia simpan lama sekali walaupun kertas itu sudah sedikit sobek.
          Hendrik. Dia ini calon bintang iklan, begitu kata guru ku. Wajahnya manis dengan alis yang sedikit tebal. Orang yang ramah dan senyumnya selalu lebar. Aku pernah memanggil namanya keras sekali, tapi ia sama sekali tak menoleh karena suara bising kendaraan.
          Ilalang. Aku, dia, Vincia, Yogi, Dody, adalah kelompok vocalgrup yang 2 kali mendapat juara 1. Ilalang gendut dengan kedua pipinya yang rasanya enak kalau dimakan. Orang yang baik dan kadang selalu berbicara berkali-kali jika meminta bantuan ke aku.
          Nisa. Orang terdekat yag tau semua hal tentangku. Dia dan Elda, adalah teman yang berharga. Nisa sering mengajariku bermain basket saat pelajaran olahraga. Saat kami tertawa, guru IPA kami hampir tak bisa membedakan kami. Aku suka dekat dengannya entah karena alasan apa. Saat aku sering sakit di sekolah dan akhirnya tidur di UKS, dia dan Elda yang menemaniku,
          Mentari. Otaku dan sedikit terdeteksi fujoshi. Aku dan dia sering menggambar bareng saat pulang sekolah.
          Mikhael. Pernah punya impian bisa meniru Kuroko Tetsuya saat bermain basket. Permainan gitarnya benar-benar keren.
          Haris. Otaku yang film animenya sub Inggris semua -__- tapi gara-gara itu, ia pintar dalam bahasa Inggris. Orang yang sedikit freak, tapi untungnya, pemikirannya masih logis.
          Dody. Orang dengan kulit paling gelap di kelas. Bagiku, ia mirip koala. Dia orang yang baik dengan kelakuannya yang sedikit konyol.
           Nana. Perempuan pemain volly terhebat di kelas. Gaya nya santai dan sering tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata. Dia malah kena tifus saat mau ikut olimpiade Fisika.
           Gallun. Rumahnya dibelakang rumahku. Orang yang cantik tapi sedikit egois. Kadang, ia suka bernyanyi pelan saat pelajaran. Kesehatannya rapuh. Ia tau itu tapi ia tetap jarang makan. Aneh kan?
           Yogi. Anak laki-laki dengan rambut jambul. Tanpa dia, vocalgrup kami tak akan pernah jadi. Ia yang membuat vocalgrup kami berhasil. Sifatnya kekanak-kanakan tapi kadang, ia bersikap dewasa. Aku pernah bermimpi kalau ia mati. Dan saat paginya, aku sibuk menceritakan hal itu agar mimpi gila itu tak terjadi.
           Mila. Orang yang benar-benar berjasa membantuku belajar. Matanya sedikit sipit. Aku sering menjailinya tapi ia hampir tak pernah marah. Saat Ibunya meninggal, aku menangis di sebelah Elda yang sibuk membuatku merasa lebih baik. Saat itu, entah kenapa, rasanya aku ingin menanggung sedikit rasa sedihnya. Karena bagiku, ia baik sekali.
           Rafi. Dia ini tukang buat onar dikelas. Secara pribadi, aku kurang suka dia. Sifatnya kekanakan dan selalu mengganggu Fani. Aku pernah hampir berlari ke arahnya lalu memukulnya gara-gara ia menyemprotkan parfum ke mata Fani.
            Putri. Sebenarnya, semua orang dikelas memanggilnya 'Butet' Hobinya selfie. Anaknya sedikit alay tapi baik. Wajahnya memerah jika ia merasa malu. Tukang galau yang selalu menyimpan masalahnya sendiri. Ia pernah curhat kepadaku, tapi aku malah tak bisa membantunya. Aku hanya memberinya sedikit saran.
           Soni. Orang yang selalu bisa menjawab jika diberi pertanyaan. Ekspresi wajahnya datar, tapi kalau tersenyum manis. Semenjak insiden 'Yuri Gagarin', diam-diam aku merasa ingin mengalahkan Soni dan pergi keluar angkasa.
           Vira. Perempuan dengan suara paling pelan dikelas. Dia benar-benar baik. Ia selalu mau berusaha keras untuk mendapat sesuatu yang lebih baik. Ia pernah disakiti dengan teman sekelas tapi ia masih saja diam. Akhrnya, aku yang berrbicara dengan orang yang menyakitinya. Saat itu, aku bersusah payah agar marahku tak meledak-ledak.
         
            26 murid kelas 9G.

0 komentar:

Posting Komentar