Aku sedang menjelajahi spotify dan menemukan playlist 'BIRDBRAIN 100hr'. Benar, seratus jam. Rasanya seperti sedang dicuci otak. Tapi yang membuatku tertawa ditengah kepanikan dan kantuk ini adalah, kenapa tidak menggunakan fitur repeat? Putar satu lagu, klik ikon repeat dan selamat mendengarkan sampai... tahun depan juga bisa.
Lagu aneh ini membuat sebagian isi kepalaku tidak berisik. Tolong wakilkan ketidakwarasan ini, begitu kataku. Aku tetap waras. Saat pertama kali menemukan lagu ini, aku memberi tahu Zaq. Aku lupa apa yang dia katakan saat itu tapi kurasa ia tidak tertarik.
Aku akan tidur setelah menulis hal-hal random di dalam isi kepalaku atau apa yang kupikirkan. Ditemani oleh lagu otak burung, ayo mulai.
Tadi sore, ketika aku menggosok gigi di wastafel, aku memikirkan sesuatu. Hal yang berputar-putar dan saling berkaitan dan kepalaku pusing melihat air yang berputar sebelum masuk ke lubang wastafel. Tapi apa ya? Apa yang kupikirkan saat itu? Rasanya seperti "TING!" lalu kemudian aku melupakannya. Rasanya seperti "OH JADI BEGITU!" tapi sekarang aku tidak ingat apa-apa.
Tadi pagi saat aku melakukan ritual, karena tidak ada yang dilakukan, aku akhirnya memikirkan tentang bagaimana aku berpikir. Aku berpikir tentang cara berpikir. Aku bukan orang yang perfeksionis tapi aku lumayan detail. Detail tapi tidak menuntut kesempurnaan mutlak. Tapi cara kerja yang kuanut tidak rapi dan loncat-loncat. Segala kontradiktif itu ada di dalam kepalaku.
Mudahnya, aku orang yang rumit.
Ada kontradiktif yang lain. Aku memikirkan ini-itu, tapi disatu sisi aku pelupa. TAPI aku bisa menjadi pengingat yang baik dibeberapa hal. Tidak, kalimat selanjutnya tidak berisi penjelasan untuk itu karena aku juga tidak tahu faktor apa yang mempengaruhi tingkat ke-ingatan-ku pada suatu hal. Itu juga terjadi secara... random?
Ngomong-ngomong, mari loncat ke obrolan lain. Aku mulai pusing dengan apa yang kutulis sendiri dan ingin ganti topik saja.
Aku tidak suka short video dan tidak suka cara kerja reels atau tiktok yang membuat manusia menggulir layar ponsel dengan cepat. Misalnya, ada orang yang menghabiskan waktu satu jam untuk menikmati reels atau tiktok. Satu jam ada 60 menit. Jika durasi tiap video adalah satu menit, dalam satu jam ia sudah menonton 60 video pendek! Tapi bagaimana jika durasinya kurang dari satu menit atau orang itu hanya melihat beberapa detik lalu langsung menggulir ke video selanjutnya?
Hmm.
Jika tiap video memuat informasi yang berbeda, ia sudah menelan 60 (atau lebih) informasi yang berbeda. Bagaimana otaknya mampu mencerna informasi yang lewat dengan sangat cepat begitu? Kemudian, ini yang terjadi: orang itu menelan mentah-mentah apa yang ia lihat dan baca. Selanjutnya, karena otak jadi tidak bekerja keras, orang itu menjadi malas dalam berpikir mendalam. Ingin yang praktis saja. Menjadi tidak terlatih dalam memproses informasi, hanya telan saja semuanya.
Sebenarnya masih panjang jika ingin dibahas. Soal kesadaran dan kontrol diri penuh dalam mengonsumsi konten, memilih konten yang mendukung untuk passion atau karir, dll. Cuma mendadak aku malas menulisnya karena mataku semakin berat. Toh ini bukan essay, jadi tidak ada keharusan untukku menyelesaikannya.
0 komentar:
Posting Komentar